Wamenkeu Tegaskan Pentingnya Integrasi Kesehatan dan Perubahan Iklim dalam Kebijakan Global
September 26, 2024
RedMOL.id , Jakarta – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menekankan pentingnya integrasi antara kesehatan dan perubahan iklim dalam kebijakan global. Hal ini disampaikannya pada acara "Health and its Interlinkages with Climate and Nature" yang digelar di Uzbekistan, Rabu (25/09). Ia menyoroti bahwa perubahan iklim memiliki dampak langsung terhadap kesehatan masyarakat, yang semakin terlihat jelas dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam pidatonya, Suahasil mengutip sebuah studi dari Bank Dunia dan Organisasi Kesehatan Dunia yang memproyeksikan bahwa pada tahun 2030, perubahan iklim dapat menyebabkan tambahan 132 juta orang jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem. Selain itu, sekitar 44 juta orang diprediksi akan mengalami konsekuensi kesehatan langsung akibat dampak kesehatan terkait iklim, seperti peningkatan kasus penyakit menular dan penyakit akibat cuaca ekstrem. Kondisi ini tentu akan memberikan tekanan tambahan pada sistem kesehatan global.
Biaya tahunan yang diperlukan untuk mengatasi dampak kesehatan ini diperkirakan mencapai antara $2 hingga $4 miliar. Beban finansial ini akan terasa lebih berat bagi negara-negara berkembang yang sudah berjuang melawan kemiskinan dan memiliki infrastruktur kesehatan yang tidak memadai. “Angka-angka ini sangat memprihatinkan dan tidak dapat diterima. Kita harus melakukan sesuatu untuk mengatasinya,” tegas Suahasil.
Ia juga menyoroti bahwa Deklarasi COP 28, yang akan segera digelar, menjadi momen penting untuk menegaskan bahwa kesehatan harus menjadi dimensi krusial dalam tindakan iklim. Menurut Suahasil, kesehatan tidak lagi bisa dipandang hanya sebagai isu lingkungan, melainkan sudah menjadi isu kelangsungan hidup bagi jutaan orang di dunia. Integrasi kebijakan kesehatan dan perubahan iklim ini menjadi langkah strategis yang perlu diambil oleh seluruh negara.
Indonesia, lanjutnya, berperan aktif dalam mendorong integrasi ini di tingkat global. Melalui G20 Joint Finance and Health Task Force serta Coalition of Finance Ministers for Climate Action, Indonesia berupaya mengaitkan pembiayaan kesehatan dengan kebijakan iklim. Inisiatif ini bertujuan agar para menteri keuangan di seluruh dunia dapat lebih memahami dan mendukung alokasi anggaran untuk isu-isu terkait perubahan iklim dan kesehatan.
Selain itu, Suahasil juga menjelaskan bahwa Indonesia telah menciptakan platform Indonesia Energy Transition Mechanism untuk mempercepat transisi energi dan pengurangan ketergantungan pada pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi emisi karbon, tetapi juga untuk mengurangi dampak buruk perubahan iklim terhadap kesehatan masyarakat.
Mengakhiri pidatonya, Suahasil menekankan bahwa perubahan iklim bukan hanya masalah lingkungan semata, tetapi juga merupakan darurat kesehatan global dan tantangan finansial yang harus dihadapi dengan serius. Ia mengajak semua pihak untuk bersinergi dan mengambil langkah nyata dalam mengintegrasikan kesehatan dan perubahan iklim dalam kebijakan global guna melindungi kesejahteraan masyarakat di masa depan.[AZ]