Para Tokoh Masyarakat Kota Tomohon Dorong Pelestarian Budaya dalam Dialog Publik.
Tomohon, RedMOL.id - Para tokoh masyarakat Kota Tomohon bersama perwakilan kelurahan berkumpul untuk membicarakan kemajuan Kota Bunga dalam sebuah Dialog Publik bertajuk "Masyarakat Bertanya Wali Kota Menjawab" yang digelar di Rumah Kopi Kitsang pada Rabu (19/6/2024).
Dialog ini dihadiri oleh Wali Kota Tomohon Caroll Senduk, SH, yang didampingi oleh Sekretaris Kota (Sekkot) Edwin Roring, SE, ME, serta sejumlah pejabat Eselon II. Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Caroll Senduk menerima berbagai pertanyaan dan usulan dari masyarakat mengenai upaya membawa Kota Religius ini menuju kemajuan yang lebih unggul dan sejahtera.
Salah satu tokoh masyarakat yang turut berbicara adalah Keis Kainde, yang dikenal sebagai pejuang kebudayaan dan kearifan lokal khas Tombulu. Keis menekankan pentingnya peran pemerintah dalam memfasilitasi pelestarian budaya, yang sejalan dengan program kerja eksekutif yang menjadikan pariwisata sebagai motor penggerak perekonomian di Kota Tomohon.
"Dari sisi pembangunan, program perlindungan jaminan sosial dan pendidikan sudah baik. Namun, dukungan pemerintah terkait pengembangan dan pelestarian budaya serta kesenian perlu lebih didorong lagi," ujar Keis. Ia juga mengusulkan agar festival-festival seperti Ma'zani, Kolintang, dan Maengket dilaksanakan secara rutin.
Menanggapi usulan tersebut, Wali Kota Caroll Senduk menjelaskan bahwa pemerintah sebelumnya telah melaksanakan Panggung Rakyat Tomohon (PRT), yang ditempatkan di sekitar Terminal Beriman, kompleks Pasar Ekstrim yang menjadi destinasi wisatawan lokal dan mancanegara.
"Tujuan pelaksanaan PRT adalah untuk menopang cita-cita, visi, dan misi pemerintah menjadikan Tomohon sebagai kota destinasi pariwisata dunia. Selain itu, setiap TIFF (Tomohon International Flower Festival) juga pasti ada pagelaran seni budaya. Belum lagi kegiatan reguler di Bidang Kebudayaan. Jika masih perlu ditingkatkan, ini akan menjadi catatan penting bagi kami," jelas Caroll Senduk.
Wali Kota juga menambahkan bahwa adat dan budaya merupakan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan dalam konteks pengembangan pariwisata di daerah. Untuk meningkatkan aksesibilitas, pemerintah berupaya menyelesaikan pembangunan ruas jalan di Kayawu, Koha, dan Agotey guna memberikan lebih banyak alternatif jalan bagi wisatawan yang datang ke Tomohon atau Sulawesi Utara secara keseluruhan.
"Dengan upaya ini, kami berharap dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dan memperkuat sektor pariwisata yang berbasis budaya lokal," tukasnya.
RedMOL Sulut