Pontianak, Kota Seribu Parit: Jejak Sejarah dan Warisan yang Tak Tergantikan
September 11, 2024
Pontianak ,RedMOL.id – Julukan "Kota Seribu Parit" telah melekat pada Pontianak, ibu kota Provinsi Kalimantan Barat, sejak lama. Nama ini bukan tanpa alasan. Kota yang berdiri di garis khatulistiwa ini memiliki sistem kanal atau parit yang melintasi hampir seluruh wilayahnya, memberikan karakter unik sekaligus fungsi vital bagi masyarakat. Selain sebagai sistem pengairan dan pencegah banjir, parit-parit ini juga menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial dan budaya kota.
Menurut sejarawan setempat, pembangunan parit di Pontianak sudah dimulai sejak masa Kesultanan Pontianak pada abad ke-18. Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, pendiri kota Pontianak, membangun kanal-kanal ini sebagai jalur transportasi air dan untuk mengelola pengairan sawah serta perkebunan masyarakat. Karena itulah, parit-parit ini juga dianggap sebagai bagian penting dari warisan budaya dan sejarah Pontianak.
Parit-parit ini masih memainkan peran penting dalam menghadapi tantangan modern, terutama dalam upaya pengendalian banjir. "Parit bukan hanya bagian dari warisan sejarah kota, tapi juga menjadi solusi alami dalam mengatur tata kelola air. Di tengah perkembangan infrastruktur modern, fungsi parit tetap relevan, terutama dalam mencegah genangan air saat musim hujan," ujarnya.
Namun, seiring dengan pertumbuhan kota dan modernisasi, tantangan untuk menjaga parit-parit ini tetap bersih dan berfungsi semakin meningkat. Parit-parit yang dulu digunakan sebagai jalur transportasi dan irigasi, kini beberapa di antaranya mengalami sedimentasi dan tercemar oleh limbah rumah tangga. Oleh karena itu, pemerintah kota telah meluncurkan program Revitalisasi Parit Kota Pontianak yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi kanal-kanal ini, sekaligus mengedukasi masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan
Selain fungsi praktisnya, parit-parit di Pontianak kini juga mulai dilirik sebagai objek wisata unik. Beberapa jalur parit telah dikembangkan menjadi destinasi wisata air, dengan menyediakan perahu-perahu kecil untuk wisatawan yang ingin menyusuri kanal sambil menikmati pemandangan kota. Kawasan Sungai Jawi misalnya, menjadi salah satu destinasi favorit. Di sepanjang parit, terdapat deretan rumah panggung khas Melayu yang menambah daya tarik tersendiri.
Pengembangan potensi wisata ini diharapkan tidak hanya meningkatkan ekonomi lokal, tetapi juga memberikan edukasi kepada wisatawan tentang pentingnya parit bagi masyarakat Pontianak. Salah satu wisatawan, Sumi (29), yang baru pertama kali berkunjung ke Pontianak, mengaku terkesan dengan keunikan kota ini. “Saya tidak menyangka bahwa di tengah kota besar seperti Pontianak masih ada parit-parit yang terjaga. Rasanya seperti kembali ke masa lalu, tapi dengan sentuhan modern,” ungkapnya.
Di tengah berbagai tantangan perkotaan, Pontianak berhasil menjaga identitasnya sebagai Kota Seribu Parit. Keberadaan parit-parit ini tidak hanya menjadi saksi bisu sejarah, tetapi juga memainkan peran penting dalam keberlanjutan ekologi kota. Seiring berjalannya waktu, Pontianak terus berupaya mempertahankan warisan ini sambil menghadapi dinamika kemajuan modern.
Pontianak, dengan parit-paritnya, akan selalu menjadi simbol bagaimana sejarah dan alam bisa bersinergi untuk menciptakan kota yang unik, ramah lingkungan, dan tetap relevan di era modern.
Berita ini menekankan nilai sejarah, upaya pelestarian, serta potensi wisata dari keberadaan parit di Pontianak, yang menjadikannya sebagai kota yang unik dan menarik bagi wisatawan maupun penduduk lokal.( Sy )
Editor : Junaidi