Tom Sang Angkat Bicara: “Kenapa Hanya Kafe Saya yang Ditutup? Pemerintah Daerah Harus Adil”
September 05, 2025

Redmo.idonesia id Halmahera Selatan — Keputusan pemerintah daerah menutup salah satu kafe di Halmahera Selatan menuai sorotan tajam. Pemilik kafe, Tom Sang, akhirnya angkat bicara dan menegaskan bahwa langkah tersebut tidak adil, apalagi ia sudah memiliki izin resmi serta selalu taat membayar pajak.
Menurut Tom Sang, tindakan pemerintah yang hanya menyasar usahanya membuat masyarakat bertanya-tanya. Sebab, banyak kafe lain di wilayah tersebut masih tetap beroperasi meski berada dalam kondisi serupa.
“Kalau memang ada aturan, harusnya semua kafe diperlakukan sama. Jangan cuma saya yang ditutup. Padahal kafe saya ini punya izin resmi, lengkap, dan tidak pernah bermasalah,” tegas Tom Sang, Kamis (…).
Ia menambahkan, dirinya bukan hanya memiliki izin, tetapi juga rutin membayar pajak daerah. Setiap bulan, Tom Sang menyetorkan Rp5 juta ke kas daerah, yang menurutnya menjadi bukti bahwa ia adalah pelaku usaha yang patuh pada aturan.
“Saya ini punya izin resmi. Semua berkas dan dokumen lengkap. Pajak pun saya bayar rutin Rp5 juta per bulan. Jadi saya bingung kenapa justru kafe saya yang ditutup, sementara yang lain tetap dibiarkan,” ujarnya.
Tom Sang menilai keputusan pemerintah tidak hanya merugikan secara pribadi, tetapi juga berdampak luas pada para karyawan yang bekerja di kafenya. Puluhan pekerja kini terancam kehilangan mata pencaharian akibat kebijakan penutupan yang dinilainya tidak transparan.
“Yang paling saya pikirkan adalah karyawan. Mereka semua menggantungkan hidup di sini. Kalau usaha saya ditutup begitu saja tanpa alasan yang jelas, siapa yang mau bertanggung jawab terhadap nasib mereka dan keluarganya?” sambungnya.
Masyarakat sekitar pun ikut mempertanyakan kebijakan pemerintah daerah. Sejumlah warga menilai sikap pemerintah bisa menimbulkan kecurigaan publik bila tidak dijelaskan secara terbuka.
“Kalau memang aturannya jelas, pemerintah harus terbuka. Jangan ada pilih kasih. Kalau satu ditutup, semua harus ditutup. Kalau satu diizinkan, semua juga harus diberi kesempatan. Apalagi kalau sudah punya izin resmi,” ujar salah seorang warga.
Tokoh masyarakat juga mendesak pemerintah daerah segera memberikan klarifikasi. Menurut mereka, sikap diam hanya akan menambah spekulasi bahwa ada kepentingan tertentu di balik keputusan sepihak tersebut.
“Pemerintah harus bicara terbuka. Jangan diam saja. Kalau Tom Sang sudah punya izin dan taat bayar pajak, kenapa malah ditutup? Ini harus dijelaskan ke publik, supaya tidak menimbulkan fitnah,” kata salah seorang tokoh pemuda.
Hingga berita ini diturunkan, pemerintah daerah belum mengeluarkan keterangan resmi terkait alasan penutupan kafe milik Tom Sang. Publik kini menunggu jawaban jelas dan konsisten dari pihak berwenang, apakah aturan akan ditegakkan secara menyeluruh, ataukah kasus ini hanya berhenti pada penutupan satu kafe saja.
Tom Sang sendiri menegaskan bahwa dirinya tidak menolak aturan, selama kebijakan tersebut ditegakkan secara adil dan menyeluruh. “Saya hanya ingin keadilan. Kalau semua harus ditutup, silakan ditutup semua. Tapi kalau ada yang masih boleh jalan, jangan hanya usaha saya yang ditutup. Saya punya izin, saya bayar pajak, jadi saya juga punya hak untuk berusaha,” pungkasnya.