Desa Garoga Hilang: Kenangan yang Tersapu Gelombang
December 03, 2025

Tapanuli Selatan, 3/12/2025, Retmol.id— Bertahun-tahun sebelum deru kendaraan dan kemajuan merambah jalan lintas Sumatra, Garoga hanyalah sebidang ketenangan. Dahulu dikenal sebagai Galoga—dari bahasa Batak Angkola, berarti “padang ilalang”—desa ini adalah lukisan alam yang damai: ilalang bergoyang di tepi Sungai Aek Garoga, ternak merumput tanpa takut, dan waktu mengalir tanpa suara.
Namun pagi Selasa, 25 November 2025, ketenangan itu hancur dalam sekejap.
Sekitar pukul 03.00 WIB, warga mulai merasakan air sungai merayap perlahan ke permukiman. Hujan deras yang turun sejak malam membuat beberapa orang waswas, tetapi sebagian besar tetap bertahan, menganggapnya banjir kecil seperti biasanya.
Kesalahan itu terbukti fatal. Pukul 11.00 WIB, Aek Garoga meluap secara tiba-tiba, berubah menjadi monster yang menghantam desa. Arus coklat membawa gelondongan kayu dalam jumlah besar, menghancurkan rumah, sawah, kebun, dan ladang yang telah diwarisi selama generasi.
Warga yang berlari ke jembatan Garoga berharap menemukan tempat aman. Nyatanya, balok kayu raksasa dari hulu menghantam tiang jembatan, menyeret orang-orang ke pusaran deras tanpa ampun.
Empat jam kemudian, air mulai surut. Mereka yang selamat berjalan menembus hutan menuju Desa Aek Ngadol, membawa luka dan kehilangan yang tak terhitung. Video yang beredar menunjukkan Kepala Desa Garoga, Risman Rambe, berdiri dengan mata yang penuh duka:
"Rumah rusak seratus persen. Sawah dan kebun habis. Ribuan kubik kayu gelondongan dari hulu menghantam desa kami. 35 korban sudah ditemukan, yang hilang masih banyak. Tolong… masyarakat tidak punya apa-apa lagi."
Garoga, desa yang dulunya dikenal karena ketenangan dan padang ilalangnya, kini tinggal kenangan. Yang tersisa hanyalah lumpur, puing, dan kayu hanyut yang membawa bencana. Desa kecil dengan 719 jiwa itu telah kehilangan dirinya sendiri.
Bencana ini tidak hanya menghancurkan fisik desa, tetapi juga sejarah dan identitasnya. Padang ilalang yang dulu menari bersama angin telah tergantikan oleh kesunyian dan reruntuhan, meninggalkan trauma yang mendalam bagi penduduknya.
Pemerintah dan masyarakat kini menghadapi tantangan berat: membangun kembali Garoga dan memulihkan kehidupan yang nyaris lenyap. Namun bagi warga, kehilangan yang paling berat adalah rasa aman yang selama ini menjadi bagian dari hidup mereka.
IAB