Sungai Kapuas Melawi Menjerit: Tambang Emas Ilegal Hancurkan Warisan Alam Melawi
May 25, 2025
Puluhan lanting berjejer di atas aliran sungai, mengeruk isi bumi dari dasar perairan demi setitik emas. Aktivitas ilegal ini dilakukan terang-terangan, siang dan malam, tanpa hambatan, tanpa pengawasan. Kebisingan mesin bercampur dengan aroma bahan kimia menciptakan suasana muram yang jauh dari kedamaian alam Melawi.
Investigasi yang dilakukan tim WGR mengungkap fakta mencengangkan: selain merusak dasar sungai, para penambang juga menggunakan merkuri dan sianida, dua bahan kimia berbahaya yang langsung mencemari air. Ekosistem sungai terancam. Populasi ikan menurun drastis. Air berubah keruh, berbau, dan tak lagi layak konsumsi. Padahal, air Sungai Kapuas selama ini menjadi sumber utama bagi kebutuhan sehari-hari masyarakat.
Sungai Kapuas bukan sekadar aliran air. Ia adalah pusat kehidupan—tempat mencari nafkah, bermain, dan bersosialisasi. Kini, tempat itu menjadi saksi bisu atas kelalaian dan pembiaran. Lebih menyedihkan lagi, para pelaku PETI seolah kebal hukum. Mereka beroperasi di depan mata masyarakat dan aparat, namun tak jua tersentuh hukum.
Padahal, jelas dalam Pasal 158 Undang-Undang No. 3 Tahun 2020, pelaku pertambangan tanpa izin diancam pidana 5 tahun dan denda hingga Rp100 miliar. Ditambah lagi, pencemaran lingkungan seperti yang terjadi saat ini juga melanggar Pasal 104 UU No. 32 Tahun 2009 dengan ancaman pidana 10 tahun penjara. Namun semua itu hanya tinggal pasal di atas kertas.
Ketiadaan tindakan konkret dari aparat penegak hukum maupun pemerintah daerah memperburuk keadaan. Warga semakin kehilangan harapan, dan lingkungan terus merana. Jika tidak ada penertiban menyeluruh dan edukasi berkelanjutan kepada masyarakat, bukan tidak mungkin Sungai Kapuas hanya akan menjadi kenangan pahit di masa depan.
Sungai ini bukan hanya milik generasi sekarang. Ia adalah warisan alam untuk anak cucu kita kelak. Jika kerusakan terus dibiarkan, yang tersisa hanyalah luka ekologis yang tak bisa disembuhkan.
Sudah saatnya bertindak. Sebelum Sungai Kapuas benar-benar diam tak bersuara.[AZ]
Sumber:[Tim WGR]