HEADLINE
Dark Mode
Large text article

Bau Menyengat dan Tumpukan Limbah Medis Cemari RSUD Labuha, Publik Soroti Kinerja Manajemen Rumah Sakit



REDMOL. INDONESIA ID Halmahera Selatan.... Kondisi memilukan terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan. Di balik gedung layanan kesehatan tersebut, ditemukan tumpukan sampah yang berisi obat-obatan kedaluwarsa, botol infus bekas pasien, serta limbah medis lain yang bercampur dengan sampah domestik. Situasi ini menciptakan bau menyengat yang mencemari lingkungan rumah sakit dan menjadi sorotan tajam publik dan media.

Dari pantauan langsung tim media di lokasi pada awal September, terlihat jelas bahwa limbah rumah sakit tidak dikelola dengan semestinya. Tumpukan sampah tampak menggunung di belakang rumah sakit, tanpa pemisahan antara limbah medis berbahaya dan sampah biasa. Bau menyengat dari lokasi tersebut di duga tercium hingga ke area layanan pasien dan permukiman warga sekitar.

Sejumlah warga yang tinggal di dekat RSUD Labuha mengaku terganggu dengan kondisi tersebut. “Setiap hari kami cium bau dari arah rumah sakit, apalagi saat angin kencang. Ini sudah bukan soal kenyamanan, tapi soal kesehatan,” ujar seorang warga berinisial RZ, yang rumahnya berdekatan dengan area rumah sakit.



Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran luas di tengah masyarakat, mengingat limbah medis seperti sisa obat-obatan dan alat infus bekas tergolong limbah berbahaya dan beracun (B3). Jika tidak dikelola dengan baik, limbah ini bisa mencemari tanah, air, serta menjadi media penularan penyakit.

Di media sosial, sejumlah pengguna menyampaikan kekecewaan terhadap manajemen rumah sakit. Banyak yang mempertanyakan kemana tanggung jawab pengelolaan limbah medis yang seharusnya menjadi prioritas di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit umum daerah.

“Ini rumah sakit, bukan tempat pembuangan sampah. Bagaimana mungkin pihak rumah sakit bisa menelantarkan sampah medis seperti itu?” tulis salah satu pengguna Facebook asal Halmahera Selatan.

Beberapa akun lokal bahkan mulai mengunggah foto-foto kondisi tumpukan sampah tersebut, yang menunjukkan botol infus berserakan, obat-obatan dalam kemasan terbuka, hingga kantong plastik medis berwarna merah yang menandakan limbah infeksius.

Saat media mencoba mengonfirmasi pihak RSUD Labuha, Sekretaris Rumah Sakit, La Ode Emi, menyatakan tidak memiliki wewenang untuk memberikan penjelasan. Ia menyebut bahwa seluruh pertanyaan harus diarahkan kepada Direktur RSUD Labuha, Dr. Titin Andriani. “Saya tara bisa kase keterangan, harus nanti ketemu langsung dengan Ibu Dir saja,” ujar La Ode Emi melalui pesan singkat WhatsApp kepada wartawan.



Namun hingga berita ini diturunkan, Dr. Titin Andriani belum merespons upaya konfirmasi dari media. Pesan singkat dan panggilan yang dikirimkan melalui berbagai saluran komunikasi tidak mendapatkan balasan. Sikap diam ini justru semakin memperkuat dugaan bahwa manajemen rumah sakit lalai atau bahkan tutup mata terhadap persoalan serius ini, meskipun keluhan masyarakat sudah semakin meluas..

Pengelolaan limbah medis bukan sekadar soal kebersihan, tapi merupakan bagian penting dalam sistem pelayanan kesehatan yang aman. Menurut peraturan Kementerian Kesehatan RI, limbah medis seperti sisa obat, alat suntik, dan botol infus termasuk dalam kategori limbah B3 yang wajib dipisahkan dan dimusnahkan melalui metode khusus seperti insinerator atau pihak ketiga berizin. Kecerobohan dalam penanganan limbah medis bukan hanya mencemari lingkungan, tapi juga membuka celah penyebaran penyakit menular seperti hepatitis, HIV, bahkan infeksi bakteri yang bisa berdampak pada pasien dan tenaga kesehatan sendiri.


Menyikapi persoalan ini, publik mendesak Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara untuk segera turun tangan. Evaluasi menyeluruh terhadap manajemen RSUD Labuha dianggap perlu dilakukan demi menjamin bahwa rumah sakit tersebut benar-benar aman dan layak dalam memberikan pelayanan kesehatan.

 “Kami butuh rumah sakit yang bersih, aman, dan bertanggung jawab. Kalau limbah saja tidak bisa urus, bagaimana bisa jaga kesehatan masyarakat?” tegas seorang warga dalam wawancara. Media akan terus memantau perkembangan penanganan limbah medis di RSUD Labuha dan menyampaikan informasi lanjutan kepada publik.
Post a Comment
Close Ads
Floating Ad Space