HEADLINE
Dark Mode
Large text article

Sosok Gus Irawan Bongkar Penebangan Hutan di Tapanuli Selatan”


Tapanuli Selatan, 3/12/2025, Retmol.Id - Gus Irawan Pasaribu lahir di Padang Sidempuan pada 31 Juli 1964. Sejak muda, sepertinya hatinya selalu terpaut pada kampung halaman. Dan benar saja, setelah puluhan tahun berkarier di Senayan sebagai anggota DPR RI, ia akhirnya memutuskan untuk pulang—bukan sekadar berkunjung, tapi membawa perubahan nyata bagi Tapanuli Selatan.

Keputusannya mundur dari DPR demi maju di Pilkada Tapsel 2024 terbukti tepat. Bersama wakilnya, Jafar Syahbuddin Ritonga, Gus Irawan menang telak dengan 61 persen suara, menegaskan bahwa masyarakat siap mempercayakan masa depan daerahnya padanya.

Latar belakang pendidikan Gus Irawan di bidang ekonomi dan manajemen—dari S1 Ekonomi Akuntansi di Universitas Syiah Kuala hingga Magister Manajemen di Universitas Sumatera Utara—memberinya pandangan strategis soal pembangunan. Ia terbiasa memikirkan bagaimana anggaran bergerak, bagaimana kebijakan menyentuh warga secara nyata, dan bagaimana ekonomi lokal bisa tumbuh berkelanjutan.

Begitu resmi menjabat, Gus Irawan langsung menunjukkan aksinya. Pada HUT RI ke-80, ia tampil sebagai inspektur upacara, simbol bahwa pemerintahan baru memang sudah bergerak. Fokus awalnya? Ketahanan pangan. Ia mendorong optimalisasi Dana Desa 2025 untuk memperkuat produksi pangan di desa dan kelurahan. Bagi Gus Irawan, kemandirian pangan bukan sekadar slogan—itu fondasi kesejahteraan yang nyata. Upaya ini membuahkan hasil: Tapsel meraih Juara Nasional / Top 1 I?SIM 2025.

Namun Gus Irawan tak hanya bicara soal pangan. Ia juga menaruh perhatian besar pada ekonomi lokal dan UMKM. Program “Gerakan 1.000 Kolam” dan acara “Pesona Tenun Tapsel” adalah contohnya: bukan hanya menjaga warisan budaya, tapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Dalam bidang pendidikan, ia melantik kepala sekolah baru, langkah strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Ia juga mendorong lahirnya Koperasi Merah Putih di setiap desa dan kelurahan—sebuah upaya untuk memberi warga wadah mengolah potensi desa, mengatur produksi, dan memperoleh akses ekonomi yang lebih adil.

Keberanian Gus Irawan semakin terlihat ketika ia menghadapi isu-isu rumit, seperti sengketa lahan antara masyarakat dan PT Toba Pulp Lestari (TPL). Ia mendorong penyelesaian permanen agar warga memiliki legalitas atas tanah mereka, sebuah persoalan yang di daerah lain kerap menjadi konflik berkepanjangan.

Namanya mulai mencuat ke panggung nasional pada akhir 2025, ketika ia mengungkap bahwa izin penebangan hutan di Tapsel dibuka kembali pada Oktober, padahal sebelumnya dihentikan pada Juli. Isu ini menjadi semakin relevan setelah banjir bandang dan longsor besar melanda Tapsel pada November. Gus Irawan menegaskan, penebangan di hulu sungai ikut memperparah bencana. Ia segera mengirim surat resmi ke Kementerian Kehutanan, membuka data, dan menegaskan keberatan secara resmi.

Meski Kemenhut membantah klaimnya, Gus Irawan tetap tegas dan konsisten. Sikap vokalnya menegaskan posisinya sebagai “garda depan” perlindungan lingkungan di Tapsel—seorang kepala daerah yang berani bersuara, sekaligus mengawasi lapangan secara langsung.

Dari rapat di kantor hingga memantau desa yang terkena bencana, dari arena politik lokal hingga sorotan nasional, Gus Irawan Pasaribu tampil sebagai sosok yang memadukan pembangunan dengan keberpihakan pada masyarakat dan lingkungan. Dan perjalanan inspiratifnya? Baru saja dimulai..

IAB
Post a Comment
Close Ads
Floating Ad Space